Loading...

PEMDA PROVINSI JABAR MULAI SALURKAN BANTUAN KEPADA SENIMAN DAN BUDAYAWAN, KETUA FRAKSI PAN DPRD JABAR MINTA BANSOSNYA MERATA

 

Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mulai menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa sembako dan uang tunai Rp400 ribu kepada seniman dan budayawan yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Penyaluran perdana dilakukan di Sanggar Olah Seni, Babakan Siliwangi, Kota Bandung, Jumat (23/7/2021). Penyerahan bantuan Provinsi Jabar diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Dedi Taufik kepada Tisna Sanjaya.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyaksikan penyerahan ratusan paket sembako via konferensi video. Dalam kesempatan itu, Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– menyampaikan bahwa kondisi pandemi dan kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi bulan ini membuat situasi makin sulit.

“Kawan seniman dan budayawan yang saya cintai, situasi memang sangat sulit buat semua orang. Saya juga sedih, karena pilihannya itu tidak ada yang ideal. Jadi situasi ini sulit di berbagai level. Di satu sisi kawan rumah sakit akan kolaps. Suatu nilai kemanusiaan yang tentunya tidak ingin kita lihat,” katanya.

“Tapi di sisi lain dengan PPKM Darurat ini juga mengurangi membatasi interaksi sosial dan ekonomi. Jadi buah simalakama. Kira-kira begitu, ibaratnya dari kiri buaya dari kanan singa. Jadi pilihannya tentu tidak mudah,” imbuhnya.

Beragam upaya yang dilakukan untuk memperbaiki sektor kesehatan sudah mulai berjalan. Tingkat keterisian rumah sakit untuk pasien COVID-19 sudah turun dari 90 persen menuju 75 persen.

Maka dari itu, bersamaan dengan upaya penurunan di sektor kesehatan, Kang Emil pun membagi konsentrasi dengan membantu masyarakat terdampak secara ekonomi, khususnya kategori masyarakat atau profesi yang tidak terdaftar dalam data penerima bantuan pemerintah.

“Kita bisa membantu kehidupan para seniman dan budayawan. Bentuk bantuannya pangan sembako dan juga ada uang tunai. Mudah-mudahan ini bisa membantu mengurangi beban dari para seniman dan budayawan,” kata Kang Emil.

“Di masa sulit ini kita harus saling menguatkan, mendoakan, pilihan-pilihannya tidak mudah tapi intinya urusan keselamatan nyawa tentu harus kita utamakan dan ada keputusan-keputusan yang harus didahulukan mungkin tidak nyaman dan tidak ideal. Pak Dedi Taufik tolong dimonitor lagi mana-mana yang belum tersisir oleh upaya yang dilakukan hari ini,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik menjelaskan, berdasarkan data per 2020, total yang terdampak di sektor industri pariwisata dan budaya sebanyak 65 ribu jiwa. Dari angka itu, 15 ribu jiwa di antaranya adalah seniman dan budayawan. Jumlah ini ia sebut bisa bertambah. Maka, pendataan terus dilakukan.

“Saya ditugaskan Pak Gubernur, coba mencarikan solusi. Salah saatunya memberikan bantuan. Ini sudah dimulai, hari ini ada 399 seniman dan budayawan yang mendapatkan sembako dan uang dari Pemprov Jabar,” ucap Dedi.

Selain bantuan sembako dan uang tunai hingga pendataan, Disparbud Jabar pun menyiapkan langkah pemulihan ekonomi. Salah satunya, memfasilitasi kesenian dan karya para seniman serta budayawan dalam sebuah medium digital. Anggaran yang disiapkan Rp3 miliar.

Kemudian, pihaknya segera menyiapkan ruang publik untuk seniman dan budayawan, termasuk promosi pariwisata secara terintegrasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.

“Ini semua sedang berproses. Termasuk untuk company (perusahaan) industri pariwisata yang lain, seperti relaksasi, penundaan pajak dan diskon listrik hingga air. Itu salah satu keinginan asosiasi. Semuanya sedang berproses,” ucap Dedi.

Menanggapi kabar tersebut, Ketua Fraksi PAN DPRD Jabar, Supono mengatakan bahwa bantuan kepada seniman dan budayawan harusnya dari awal PPKM.

“Bahwa salah satu yang sangat terdampak oleh PPKM adalah para pelaku atau pegiat seni, karena mereka tidak bisa perform, tidak ada panggilan pentas, tidak bisa konser, dan seterusnya sehigga otomatis tidak ada pemasukan,” tukas Supono, Sabtu (24/07/2021).

Legislator asal Kabupaten Bogor ini menilai walaupun bantuannya terlambat sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali.

Kemudian dirinya meminta kepada Pemprov Jabar agar mereka tidak pandang bulu, dan merata saat pembagian bansosnya.

“Apalagi seni-seni tradisional yang umpamanya mengandalkan panggilah dari orang yang menggelar resepsi, sedangkan resepsinya tidak ada,” pungkas Supono.

 

Sumber: https://www.inionline.id/