Loading...

DEWAN JABAR SUPONO KRITIK RIDWAN KAMIL TERKAIT INVESTASI ENERGI TERBARUKAN DI JAWA BARAT : KALAU HARGA ENERGI TIDAK LEBIH MURAH SAMA SAJA BOHONG!

 

Bandung – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memiliki harapan Jabar konsisten menjadi juara dalam realisasi investasi.

Pada gelaran West Java Investment Summit (WJIS) 2022, Jabar menawarkan proyek investasi senilai Rp59,64 triliun untuk dua sektor, yaitu ketahanan pangan ( food security ) dan energi terbarukan ( renewable energy ).

Realisasi investasi di Jabar tecatat dari tahun 2021 senilai Rp136,13 triliun dengan menyerap 135.638 tenaga kerja.

Sedangkan pada semester satu tahun ini realisasi invstasi di Jabar sudah mencapai Rp83 triliun, yang diperkirakan terus bertambah.

“Tahun lalu (realisasi investasi) sekitar Rp136 triliun, dan sampai hari ini baru setengah tahun sudah mencapai Rp83 triliun melebihi target setelah pandemi COVID-19 dideklarasikan menjadi endemi,” ujar Ridwan Kamil.

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) Jabar telah mengurasi proyek-proyek EBT untuk ditampilkan di WJIS 2022 tersebut. Menurut Kepala Dinas ESDM Jabar Ai Saadiyah Dwidaningsih, dari 20 proyek ada beberapa proyek unggulan.

“Semuanya unggulan, tapi ada potensi geothermal yang akan ditawarkan yaitu Cisolok Sukarame dan Galunggung yang nanti akan dipresentasikan oleh Kementerian ESDM Dirjen EBTKE,” ucap dia.

Selain itu, kata Ai, ada enam proyek PLN yaitu pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH). Selanjutnya proyek pembangunan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dengan PLN sebagai bagian memperkuat ekosistem penggunaan kendaraan listrik di Jabar tahun depan.

“Lain-lainnya cukup strategis, ada pembangkit bayu di Sukabumi dan Garut. Mudah-mudahan terpresentasikan dengan baik dan investor dimudahkan dan diberikan kelancaran,” ujar Ai.

Menanggapi hal ini, anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) H. Supono dengan tegas mengatakan bahwa hal terpenting dari masuknya investor ke Jawa Barat adalah harga energi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah.

“Pertama bahwa menarik investor untuk berinvestasi di sektor energi Jawa Barat saya kira itu kita sambut positif, tetapi berkaitan dengan besaran nilai investasinya saya kira itu bukan menjadi ukuran untuk sukses atau tidaknya sebuah investasi, jadi besaran nilai atau nominal investasi itu menurut saya bukan bentuk ukuran semata-mata sukses dan atau tidaknya sebuah investasi tetapi adalah sejauh mana nilai manfaat atau membantunya kepada masyarakat yang luas,” tukas Supono, Kamis (06/10/2022).

Dirinya melanjutkan, “jadi artinya dengan engeri baru terbarukan kemudian harga energi itu adalah tidak turun, tidak lebih murah sama saja bohong!, jadi nanti dampak di hilirnya adalah energi yang sampai ke masyarakat itu yang tentunya terjangkau bahkan murah tetapi disisi lain Pemerintah tidak mengeluarkan subsidi atau penyertaan modal dan seterusnya yang tinggi,” imbuhnya.

Hal ini merupakan indikator yang penting, walau semakin banyak investasi energi terbarukan di Jawa Barat kemudian nanti di hilirnya menghasilkan energi yang murah dan terjangkau bagi masyarakat, barulah hal tersebut akan sambut dengan baik oleh DPRD Jabar.

“Tetapi jika dengan masuknya investor luar harga energi yang dihasilkan menjadi mahal, masyarakat umpamanya harus dipaksa berkonvensi kepada energi tertentu dengan mau tidak mau membayar satuannya dengan lebih mahal, itu sama saja dengan pemerkosaan terhadap pasar,” pungkas legislator daerah pemilihan Kabupaten Bogor ini.

 

Sumber: https://inionline.id