BANDUNG, Realitapublik.com,-- Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se Kota Bandung yang tergabung Pergerakan Mahasiswa islam Indonesia (PMII) kota Bandung menggeruduk Gedung DPRD Jabar menuntut segera tuntaskan konflik dan reformasi agararia, stop ekspor impor pangan dan berikan jaminan kesejahteraan petani.
Aksi puluhan pengurus PC dan anggota PMII Kota Bandung diterima oleh Ketua Fraksi PAN DPRD Jabar, H.M.Hasbullah Rahmat dan berdialog di dijalan depan gedung DPRD Jabar, jalan Diponegoto No 27 Bandung, Jum’at (24/09/2021).
Secara tegas Hasbullah Rahmat mengatakan, bahwa Fraksi PAN DPRD Jabar mendukung penuh 100 persen atas aspirasi yang disampaikan oleh kawan-kawan PMII Kota Bandung.
Sebelum dialog dengan Hasbullah, perwakilan PMII Kota Bandung berorasi menyoroti komoditas pangan yang diimpor dari luar negeri, seperti Daging, Susu, Kopi, teh, hingga bahan pangan seperti cabai, bawang putih, lada kedelai dan jagung
Selain itu, mereka (PMII kota Bandung-red), menyoroti pemerintah pusat yang terus menggerus anggaran sektor pertanian, bahkan pada tahun 2021 ini anggaran untuk Kementrian Pertanian dipotong lebih dari Rp.6 triliun sehingga anggaran semula Rp.21,84 triliun menjadi Rp.15,51 triliun.
Bahkan di Jabar sendiri, anggaran untuk sektor pertanian, jumlahnya tidak pernah mencapai 10 persen dari Total APBD Jabar. Padahal kita harus swasemda pangan, tegas perwakilan PMII dalam orasinya.
Setelah sekitar 1 jam berorasi, akhirnya Ketua Fraksi PAN H.M.Hasbullah Rahmat, SPd, M.Hum, mendatangi para pendemi, dan berdialog secara santai sambil duduk bersama di depan pagar gedung DPRD Jabar.
Menanggapi tutuntan PMII, secara tegas Hasbullah Rahmat mengatakan, bahwa Fraksi PAN DPRD Jabar mendukung penuh 100 persen atas aspirasi yang diampaikan oleh PMII Kota Bandung.
Kenapa Fraksi PAN mendukung aspirasi kawan-kawan PMII Kota Bandung , karena memang permasalahan konplik agraria masih sering terjadi, dan selalu yang dirugikan adalah masyarakat petani, terutama berhadap dengan pengusaha bermodal, hal ini menandakan belum tuntasnya reformasi agraria.
Kita di DPRD Jabar sering menerima keluhan para petani, mulai dari bibit, kelangkaan pupuk, hingga jatuhnya harga hasil produksi pertanian saat musim panen.
Hasbullah juga setuju sekali agar pemerintah menstop impor kebutuhan pangan, terutama saat panen raya pertanian, karena selama ini setiap musim panen, harga jual produksi pertanian anjlok sehingga para petani merugi.
Sedangkan terkait aspirasi minta berikan jaminan kesejahteraan bagi para petani, Hasbullah , mengatakan, bahwa DPRD Jabar bersama Pemprov Jabar telah membuat inovasi dengan program Petani Milenial.
Program Petani Milenial ini diluncurkan agar pola pertanian yang masih mengandalkan cara-cara tradisional dirubah dengan memanfaatkan teknologi digital.
“Alhamdulillah, hasilnya sungguh luar biasa, dimana para petani yang hanya mengandalkan tadah hujan atau setahun sekali, kini sudah dapat ditingkat bisa panen 2 sampai 3 kali dalam setahun”, ujar,
Disamping itu, program petani milial, dimana para petani muda disebar ke desa-desa untuk membantu para petani desa dengan penerapan pemanfaatkan teknologi digital. Bahkan, hasil pertaniannya, dijamin oleh Pemprov Jabar untuk dibeli , sehingga harga jualnya saat musim panen tidak jeblok.
Petani milenial sebelum ditunkan kelapangan, sudah dilatih dan dimana, bahkan selama di desa, pemprov Jabar memberikan bibit unggul, pupuk, biaya hidup selama tinggal diperkampungan, bahkan saat panen, hasil pertanian dibeli oleh Pemerintah, ujarnya.
“Jadi sekali lagi, saya atas nama DPRD Jabar dan maupun Fraksi PAN mengucapkan terima kasih atas aspirasi dari kawan-kawan PMII Kota Bandung yang telah peduli terhadap kehidupan para petani dan ketahanan pangan kita”, tandasnya.